Makna 7 Perkataan Salib

2 April 2010
  1. Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya.

(Luk. 23:34).

Kata-kata itu merangkum bagaimana kekuatan kasih Allah yang mengatasi prasarat apapun. Yesus pernah berkata, “kalau kamu hanya mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi orang yang membenci kamu!”

Di atas kayu salib, Yesus mempraktekkan perkataanNya sendiri dengan meminta ampun pada Bapa atas perbuatan orang-orang yang menyalibkan Dia. Sebelum memasuki kematian, Yesus ingin berdamai dulu dengan dirinya, termasuk dengan orang-orang yang berbuat jahat kepadannya.

Konflik dan kekerasaan hanya akan meninggalkan luka mendalam dan bekas yang menyayat jika tidak segera disembuhkan. Yesus memberi contoh bagaimana rekonsiliasi harusnya terjadi sedini mungkin, sebelum mendarah daging dan sulit didamaikan.

Berdamai dengan Allah adalah kunci menuju berdamai dengan sesama dan diri sendiri. Itulah sebuah ”pengampunan” yang sejati.

  1. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya (Yoh. 19:26-27).

Orang yang terlibat dalam sebuah penderitaan dan toleransi dengan mereka yang menderita akan membangun sebuah komunitas baru yaitu keluarga dalam komunitas kasih.

Perjalanan Maria dan Yohanes di jalan salib Yesus menyadarkan mereka bahwa mereka tidak sendiri, ada teman dalam perjalanan, ada kawan yang menopang dalam kebimbangan. Dalam penderitaanNya di atas kayu salib Yesus masih memikirkan mereka, memikirkan orang lain.

Yesuslah yang menegaskan relasi mereka dan mempersatukan mereka dalam pertautan yang lebih intim antara ibu dan anak, artinya salib Yesus mempersatukan keluarga.

  1. Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."

(Luk 23:43).

Rekonsiliasi membuahkan kehidupan baru. Tak ada kata terlambat bagi setiap orang untuk berbalik lagi pada Allah, asal ia mau bertobat dan mengaku dosa. Penjahat yang ada di samping Yesus menyadari sungguh bahwa hanya kemurahan/pengampunan Allah saja yang akhirnya bisa menyelamatkan dia. Dengan rendah hati dia berkata, “Tuhan, ingat aku bila engkau masuk kerajaanMU”.

  1. Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?", yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? (Mark 15:34)

Cambukan, pukulan, mahkota duri, ejekan, memikul salib, adalah sekian banyak dari sisksaan yang dialami Yesus. Namun itu tidak membuatNya menderita dibandingkan ketika Bapa berpaling dari padaNya.

Salah satu ciri orang zaman modern ini adalah perasaan kesepian dan kesendirian yang mencekam. Meski kini banyak sekali hiburan dan sarana untuk bersenang-senang, malah disitulah orang bisa makin merasa sendiri dan terasing dari dunianya.

Sering kali orang lari dan tidak tahan menghadapi kesendirian dan kesepian. Orang mencari penghiburan semu, yang akhirnya malah membuat ia makin terpuruk pada kesunyian.

Salib Yesus menyadarkan kepada kita betapa pentingnya komunitas itu, agar kita bisa berbagi dan
saling memperhatikan.

  1. Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia -- supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci --: "Aku haus!" (Yoh 19:28)

Yesus menolak diberi anggur masam (anggur asam dicampur dengan mur= untuk penangkal rasa sakit, seperti obat bius), karena Ia dahaga akan Allah. Ia tidak haus akan materi, tapi haus akan Tuhan yang bisa mengisi dan memenuhi kebutuhan rohaninya, Yesus tidak butuh pemenuhan yang bersifat bius belaka. Hal lain Yesus menolak diberi anggur masam, karena Ia ingin merasakan betapa sakitnya sebuah penderitaan. Betapa berat dan besarnya sebuah penderitaan akibat dosa manusia. Yesus mau merasakan derita dan duka yang dialami manusia akibat dosa.

  1. Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya. (Yoh. 19:30)

Yesus telah melaksanakan tugasNya dengan sempurna, Ia taat sehingga karyaNya sempurna. Segala dosa dan penderitaan manusia sudah diselesaikan Yesus di atas kayu salib. Kerajaan Iblis sudah berakhir, tak ada kuasanya dan tidak ada kegiatannya. Yesus sudah menyempurnakan rencana Bapa untuk menyelamatkan manusia dari dosa-dosanya dengan berkata ”sudah selesai” Ia menanggung dosa, penderitaan dan segala sakit kita. Pertukaran telah selesai dan sudah terjadi di atas salib.

  1. Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya. (Luk 23:46).

Akhirnya ketika semua sudah selesai, Yesus menyerahkan nyawaNya kepada Allah. Ketika segalanya sudah dikerjakan dengan sempurna, ”sudah selesai” maka kematian bukan akhir dari segala-galanya, namun awal dari sebuah kehidupan. Yesus siap menghadapi dan mengalahkan kematian. Bagi orang percaya kematian bukan hal yang menakutkan tetapi sesuatu yang memberikan harapan baru. Seperti Paulus berkata:” Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. (Filipi 1:21).

Oleh Markus Sudarji,S.Th

1 Response to "Makna 7 Perkataan Salib"

  1. Unknown says:

    Perkataan Tuhan Yesus diatas kayu salib sangat bearti dalam kehidupan kita sebagai Umat tebusanNa. Tks Tuhan Yesus atas kasihMu yang begitu besar bagi kami setiap yang percaya kepadaMu. Terpujilah Tuhan,Halleluyah.

Post a Comment

Powered by Blogger