Orang Percaya Hidup karena Iman Kepada Iman

31 Januari 2010

Saya percaya tahun 2010 sesuai dengan tema tahun ini: tahun pemulihan keluarga. Setiap keluarga dipulihkan secara rohani yaitu seisi keluarga dapat percaya kepada Tuhan Yesus. Pulih jasmani semua diberkati dengan kesehatan, keuangan, bisnis dipulihkan, dll. Pulih secara jiwani: ada damai sejahtera, karakter yang dipulihkan, dll. Untuk kita bisa masuk dalam perjanjianNya tersebut, kita harus punya aksesnya yaitu IMAN. Dan jika kita sudah bisa masuk dalam perjanjianNya, maka kita harus tetap berjalan dengan iman.

I. ARTI IMAN:

Ibrani 11:1 Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.

Iman adalah DASAR

Janji-janji Tuhan itu banyak sekali, janji-janjiNya itu sudah siap diberikan dan pasti diberikan kepada anak-anakNya. Orangtua pasti mau terus memberikan yang lebih baik bahkan yang terbaik kepada anak apalagi Bapa disurga. Tapi mengapa banyak dari antara kita yang tidak menerima janji-janji Tuhan? Jawabannya: karena TIDAK PUNYA DASAR. Dasar berarti juga landasan, alat penerima, wadah. Jadi sebagai anak Tuhan kita perlu menyiapkan dasar/wadah/alat penerima/landasan yaitu iman. Tuhan mau kita bertumbuh dari iman yang satu kepada iman lainnya. Iman keselamatan merupakan iman dasar, iman pertama, ini juga sebagai landasan dari iman yang lainnya. Tanpa iman keselamatan, kita tidak dapat bertolak kepada iman lainnya.

Iman juga BUKTI dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Apa yang Tuhan kasih kita tidak lihat karena barang Tuhan itu barang-barang yang sifatnya dunia roh. Hanya bisa dilihat dengan mata iman.

II. CARA IMAN BERTUMBUH

- Membaca dan merenungkan Firman (Roma 10:17)
- Memperkatakan Firman Tuhan.

III. JENIS IMAN

1. General Faith= ini tidak menyelamatkan. Dalam hal ini kita hanya percaya akan adanya Tuhan.

2. True Faith= Iman sejati. Inilah iman yang menyelamatkan kita. Iman karena menjadikan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat (roma 10:9-10).

3. Daily Faith= Roma 14:23. Dan segala sesuatu yang kita lakukan tidak berdasarkan iman adalah dosa. Apapun yang kita kerjakan harus berdasarkan iman. Menikah, sekolah, bekerja bahkan makan, dll harus berdasarkan iman kalau tidak pasti akan kacau.

4. Gift of Faith (God faithfulness) = imannya Allah. Imannya Allah ini akan bekerja dalam diri kita melalui:
  • Perintah bukan permohonan.
  • Tidak bimbang/ tidak ragu-ragu
  • Bekerja dengan posisi pribadi yang benar Roma 5:17, Markus 11:25, Yakobus 5:16.
GBU

Iman yang Menghasilkan Mujizat

24 Januari 2010

“Sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: Iman kita. Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah ?” 1 Yohanes 5:4-5.

Saudara yang terkasih, kekalahan atau kegagalan adalah suatu hal yang pasti pernah dialami setiap orang, termasuk orang Kristen juga. Kekalahan boleh saja terjadi didalam hidup kita, tetapi jika kita hidup didalam Tuhan, kekalahan itu tidak terjadi terus menerus. Setelah orang banyak yang telah kenyang makan roti yang Yesus buat dengan cara mujizat menemukan Yesus, lalu mereka bertanya kepada Yesus, “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah? Jawab Yesus kepada mereka: “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.” Yohanes 6:28-29. Tuhan menghendaki supaya kita percaya kepada-Nya. Dia mau supaya kita mempunyai iman! Iman itulah yang akan mengalahkan setiap masalah-masalahmu. Imanmu akan mengalahkan dunia! Halleluyah!

Cerita seorang perwira yang dating kepada Yesus dan percaya bahwa hanya dengan perkataan Yesus saja, maka anaknya akan sembuh.. adalah satu contoh iman buat kita semua. Didalam Lukas 7 jika saudara membacanya, kita akan menemui bahwa perwira di Kapernaum ini belum menjadi orang percaya, tetapi ia telah mendengar tentang Yesus lalu ia beriman bahwa Yesus pasti sanggup menyembuhkan anaknya melalui perkataan-Nya saja. Tuhan sudah berkata bahwa jika kita percaya, kita akan mengalahkan dunia. Mengapa? Karena waktu kita percaya/beriman, maka kita dihubungkan kepada sumber yang tidak terbatas itu, yaitu Tuhan. Yohanes 8:31, Yesus berkata, “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku” Saudara, jika kia tidak tinggal didalam firman, maka kita tidak akan menerima mujizat.

Hari ini ada beberapa langkah supaya kita menerima mujizat Tuhan:

1.Kemerdekaan
Yohanes 8:32 berkata jika kita mengetahui kebenaran, maka kebenaran itu akan memerdekakan kita. Pertobatan akan menghasilkan kemerdekaan. Kemerdekaan menghasilkan visi/ide/kreatifitas. Yang dulunya pasif tapi setelah merdeka menjadi aktif. Visi dan ide akan mendatangkan keinginan untuk mencapainya. Kekuatan yang natural itu akan diubah menjadi kekuatan supranatural.

2.Berdoa
Setiap masalah atau pergumulan harus dibawa didalam doa. Visi itu akan meatahkan kebingungan. Aktif itu akan mematahlan kebosanan. Doa akan mematahkan kemustahilan! Keputus-asaan akan berhenti. Beriman tanpa berdoa akan menyebabkan iman kita terhenti!

3.Memulai
Selain iman, kita juga perlu memiliki perencanaan yang benar. Sebagai contoh, waktu Musa lahir, semua anak bayi laki-laki harus dibunuh. Melihat keadaan seperti itu orang tua Musa berpikir dan merencanakan penyelamatan Musa, karena mereka tahu visi Tuhan untuk Musa, bahwa Musa akan menjadi pemimpin. Mereka membuat keranjang untuk Musa dan memperhatikan sungguh-sungguh kmana keranjang itu pergi sampai akhirnya sampai ditangan anak Firaun. Sebagai anak Tuhan, kita tidak hanya duduk dan beriman tanpa melakukan apa-apa, tetapi ada bagian yang harus kita kerjakan!

4.Merencanakan
Waktu orang tua Musa melihat ancaman bagi bayi mereka, maka mereka memulai meikiran suatu rencana penyelamatan. Perencanaan yang matang akan membuat perjalanan hidup kita lebih mudah dan kuat! Jangan menjadi orang Kristen yang hidup tanpa perencanaan!

5.Menunggu
Menunggu juga adalah bagian dari iman. Orang yang beriman, ia akan tetap tnang dan sabar menunggu. Karena iman itu akan memberikan suatu keyakinan didalam hati, bahwa kita pasti akan menerimanya. Iman itu juga setia!

6.Membayar Harga
Sadarkah saudara bahwa segala sesuatu itu ada harganya? Apalagi visi dari Tuhan, kita harus berani membayar harganya. Semua tokoh di Alitab yang berhasil adalah orang-orang yang berani membayar harga. Abraham, berani mengorbankan anak tunggalnya karena mau taat dengan Tuhan. Sejak itu kepercayaannya diperhitungkan Tuhan seagai kebenaran. Yusuf, membayar harga dengan menjadi budak, dipenjara dan ia menunggu 13 tahun untuk melihat janji Tuhan itu terjadi.

7.Mampu mengatasi masalah
Sebagai anak-anak Tuhan kita harus mempu mengatasi masalah bukannya lari dari masalah. Karena Tuhan berkata bahwa iman kita mengalahkan dunia. Jika saudara berkata “aku mempunyai iman” maka saudara sudah mempunyai kemampuan untuk mengalahkan dunia, artinya mengatasi masalah.

Saudara yang terkasih, langkah-langkah Iman inilah yang akan membuat kita menerima mujizat dari Tuhan.

GBU

Iman yang Tenang

17 Januari 2010

Yakobus 1:3 “ujian terhadap imanmu menghasilkan ketekunan”

Seorang penginjil asal Amerika Serikat, Dwight L. Moody yang dipakai Tuhan semasa hidupnya mengatakan bahwa ada tiga jenis iman dalam Yesus Kristus:
Pertama : iman yang berjuang, yaitu seperti orang yang sedang berjuang untuk keluar dari dalam air agar tidak tenggelam.
Kedua : Iman yang menempel, seperti orang yang sedang bergantung disisi sebuah perahu.
Ketiga : iman yang tenang, yaitu orang yang berada di dalam perahu kuat dan cukup aman untuk mengulurkan tangan guna menolong orang lain.

Setiap dari kita pasti tahu bahwa dalam lautan yang luas yang Anda perlukan bukanlah sekedar kayu besar atau mobil dengan kekuatan tenaga kuda, tetapi sebuah perahu. Itulah benda yang Anda perlukan agar bias selamat dari derasnya ombak lautan. Anda hanya perlu tenang agar bias lolos dari semua bahaya yang ada di sekitar Anda.
Tuhan merindukan Iman yang seperti itu dalam kehidupan anak-anakNya, yakni Iman yang mempercayai-Nya secara penuh. Namun, kadang kala yang muncul pertama kali ketika bahaya menerpa adalah iman yang berjuang atau iman yang menempel. Kita akan sadar akan berada di dalam perahu ketika ombak begitu besar dan berseru kepada Tuhan dengan iman yang baru. Tidak perlu menunggu lama, tangan Allah akan terulur dan berkata, “Marilah kepada-Ku..Aku akan member kelegaan bagi-Mu.” (Matius 11:28).

Anda akan diketahui orang lain sebagai orang yang berserah kepada Tuhan atau tidak dari masalah demi masalah yang Anda hadapi.

GBU

Cara Kerja Iman

10 January 2010

Ibrani 11:1

  • Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan
  • Bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat

Kita tahu tentang ayat tersebut tetapi :

  • Secara dunia : Bukti yang harus kelihatan
  • Secara Tuhan : Bukti yang tidak kelihatan

Jadi secara sederhana :
Iman adalah percaya akan perkataan Tuhan

Yohanes 8:31-32
Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku
8:32 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
Dalam kisah tersebut menjelaskan bahwa jika kita mengerti akan kebenaran, maka kita akan merdeka, tetapi jika kita tidak mengerti kebenaran maka kita belum merdeka.
Kebenaran itu hanya didalam Yesus Kristus.
Dalam Yohanes 7:38, dikatakan bahwa kita harus percaya Tuhan Yesus sepenuhnya, maka terjadi mujizat. Setiap ayat Firman Tuhan dikatakan harus kita aminkan saja.

Cara kerja Iman :
1. Melalui mendengar Firman Tuhan
Ketika mendengar Firman Tuhan, miliki hati yang rindu. Pelajari dan pahami Firman dengan rajin dan tekn. Firman ini yang menumbuhkan iman kita. Tanpa Firman Tuhan, iman tidak bekerja, karena iman timbul dari pendengaran akan Firman. Miliki juga hati yang lemah lembut, sehingga teguran, nasihat dan janji-janjiNya kita percayai. Roma 10:7
2. Melalui suatu usaha
Bagian Allah adalah menumbuhkan, bagian kita adalah memupuk, menyiram dan menggemburkan tanah. Supaya iman kita bertumbuh, maka kita perlu kerja kerasuntuk menumbuhkan iman.

3. Melalui pengharapan
Milikilah pengharapan yang besar kepada Tuhan.

GBU

Minta Dalam Iman Harapkan Jawaban

3 Januari 2010

Semua orang ingin apa yang menjadi kerinduan hati mereka dapat digenapi oleh Tuhan.

Inilah 5 tahapan langkah untuk masuk dalam kehidupan doa yang berkuasa untuk mendatangkan jawaban :

1.Bertahan : Jangan Kehilangan harap. Terus memuji Tuhan untuk kebaikanNya (Yakobus 1:1-4)

Yakobus mendorong kita untuk “memandang itu semua dengan sukacita” ketika kita memasuki pencobaan yang menguji iman kita. Itu kedengarang sulit. Namun kala kita bertahan atas semua pencobaan itu, memberi tekanan pada iman kita dan percaya bahwa Tuhan mempunyai kerinduan terbaik yang ada dalam hati kita, dalam diri kita akan muncul pengalaman ini : “sempurna dan utuh, tidak kekurangan suatu apapun”. Seringkali Tuhan mengijinkan kita berjalan melalui tantangan kesulitan karena pengalaman itu membentuk kita untuk menerima jawaban yang Dia telah janjikan. Meski di tengah rasa sakit, jika kita terus bertekad dalam doa, berdiri diatas janjiNya dan percaya pada janji-janjiNya – kita akan melihat kebaikan Tuhan yang membawa kita ke tempat yang lebih baik.

Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas suku di perantauan.

Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,

sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.

Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun. (Yakobus 1:1-4)

2.Berhenti kuatir : Mintalah hikmat Tuhan berkaitan dengan situasi anda (Yakobus 1:5)

Tuhan memberikan hikmat pada setiap orang yang meminta padaNya. Dia meminta itu dengan murah hati. Dia tidak keberatan kala kita meminta padaNya. Pada kenyataannya, Dia suka ketika kita datang padaNya dengan segala kebutuhan kita. Namun yang harus dipegang adalah kita harus meminta hikmat untuk mendapat apa yang kita minta. Terlalu banyak dari kita punya alasan atas masalah kita dan kembali dengan solusi dari kta sendiri dan datang pada Tuhan hanya sebagai alternatif terakhir. Tuhan mengatakan dalam Yeremia 33:3 = Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui.
Jika kita datang pada Tuhan segera setelah kita memasuki kesulitan, Dia berjanji akan memberikan pada kita perspektif Illahi atas situasi kita. Dia dapat menunjukkan pada kita jalan menanggapi pencobaan yang mungkin tidak pernah terjadi dalam kehidupan kita.

Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya. (Yakobus 1:5)

3.Berurusan tanpa sangsi : datang pada Tuhan dalam iman dan harapkan suatu jawaban (Yakobus 1:6-8)

Ketika anda meminta pertolongan Tuhan, ingat bahwa Dia dapat dipercaya. Ketika Yesus menundang Petrus untuk berjalan bersamaNya diatas air, Petrus dapat melakukannya – selama dia terus menatap pada Yesus, dan ketika dia berfokus pada sekeliling dia dan air yang bergelora, dia menjadi goyah. Ketika anda meminta pertolongan pada Tuhan, fokuslah pada FirmanNya dan apa yang Dia katakan pada hari anda untuk anda percayai daripada membiarkan keyakinan anda dikuasai oleh keadaan.

Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.

Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.

Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.

(Yakobus 1:6-8)

4.Ingatlah : Tuhan tidak dibatasi oleh keadaan (Yakobus1: 9-11)

Dengan standar dunia, melalui kekayaan seseorang akan memiliki paling banyak kesempatan karena mereka punya sumber daya untuk membuat mimpinya menjadi kenyataan. Mereka dapat memberikan yang terbaik yang dunia tawarkan dan dapat menumpulkan kuasa dan pengaruh melalui kekayaan mereka. Namun kontras sekali, Tuhan tidak terkesan dengan kekayaan manusia, namun lebih pada kesediaan kita untuk percaya padaNya dan melalui ketaatan dalam apa yang kita lakukan. Jika kita kaya dalam iman, tidak ada batasan untuk apa yang Tuhan dapat genapi melalui kehidupan kita. Baiklah saudara yang berada dalam keadaan yang rendah bermegah karena kedudukannya yang tinggi,

1:10 dan orang kaya karena kedudukannya yang rendah sebab ia akan lenyap seperti bunga rumput.

1:11 Karena matahari terbit dengan panasnya yang terik dan melayukan rumput itu, sehingga gugurlah bunganya dan hilanglah semaraknya. Demikian jugalah halnya dengan orang kaya; di tengah-tengah segala usahanya ia akan lenyap.

(Yakobus 1:9-11)

5.Ketekunan : Terus arahkan mata pada Tuhan, dan berterima kasih atas kemenangan dariNya (Yakobus 1:12)

Melalui ketekunan dalam doa dalam setiap situasi pencobaan, memuji Tuhan dan percaya pada kebaikanNya, kita akan membangun karakter yang kita perlukan untuk menerima semua yang Tuhan sudah sediakan bagi kita tanpa merasa terbebani. Dan setiap situasi kita akan muncul kemenangan adalah gambaran kecil dari kemenangan yang menanti semua orang percaya suatu hari kelak ketika kita menerima mahkota kehidupan yang Tuhan sudah janjikan bagi siapa saja yang mengasihi Dia.

Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia. (Yakobus 1:12)

GBU

Pengharapan yang Terkabul (Lukas 2:25-32)

27 Desember 2009

Pengharapan Simeon

Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Ia datang ke bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan oleh hukum Taurat, ia menyambut Anak itu dan menantang-Nya sambil memuji Allah, katanya: “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dengan damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang daripada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” (Lukas 2:22-32 TB)

Pengharapan yang terkabul

Di salah satu hotel berbintang lima di Jakarta, sebuah acara perayaan Natal yang diawali dengan kebaktian tengah diadakan. Ketika kebaktian berlangsung, dengan penuh semangat pendeta berkhotbah tentang lahirnya Yesus di sebuah kandang domba di Betlehem. Lagu-lagu Natal yang dinyanyikan secara bersama maupun yang dikumandangkan oleh sebuah kelompok paduan suara, sungguh membuat suasana syahdu. Ada pohon terang dan replika kandang domba di sudut ruangan yang dipenuhi dengan banyak hiasan lampu warna-warni.

Coba kita lihat bagaimana penyambutan Simeon akan Yesus. Simeon adalah seorang yang benar dan saleh. Ia menantikan Mesias dengan penuh harap. Simeon menyambut, menantang-Nya, lalu menyanyikan sebuah pujian yang terkenal itu. Dan dalam pujian itu jelaslah bahwa kedatangan Mesias merupakan pemenuhan atas kerinduanya yang sangat besar selama hidupnya. Seolah-olah ia sudah siap mati karena tujuannya sudah tercapai.

Bagaimana dengan sikap kita? Apakah Natal kita tahun ini merupakan suatu pemuasan atas kerinduan yang kita yang besar? Kemariahan Natal Yesus Kristus terutama merupakan bentuk kepuasan atas terkabulnya kerinduan dan pengharapan kita akan hadirnya Sang Juru Selamat.

Dalam konteks “parousia”, yaitu kedatangan-Nya sebagai Sang Hakim yang Agung, saat inipun seharusnya kita berada dalam kerinduan yang sangat besar. Sebagai orang percaya, kita sangat menantikan situasi terwujudnya langit biru dan bumi baru itu. Oleh karena itu, bersama-sama dengan Simeon, kita mengundang Roh Kudus untuk berkarya dalam hidup kita. Kita jadikan kedatangan-Nya sebagai pemenuhan atas kesungguhan kerinduan kita selama ini.

GBU

Mempersiapkan Natal

20 Desember 2009

“Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di atas palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.” (Lukas 2:6-7).

Hari natal yang dikenang di seluruh dunia di penghujung tahun sudah makin jauh dari Natal pertama yang syahdu dan sederhana seperti gambaran dalam ayat di atas. Hari Natal pertama diisi dengan kesederhanaan di mana di samping orang-orang majus yang kaya hadir juga para gembala yang sederhana untuk menyambut kelahiran bayi Yesus, kelahiran-Nya yang tidak dirayakan di penginapan atau di istana, tetapi di sebuah palungan di kota Betlehem. Inilah makna Natal sebenarnya di mana damai Allah menyertai semua manusia, damai di hati tanpa dekorasi yang berarti.

Masa kini memasuki bulan Desember, kita dapat menyaksikan di mana-mana, terutama di restoran, mal dan hotel, dan di siaran TV, banyak dikumandangkan persiapan menyambut hari Natal dengan belanja akhir tahunnya, apakah masih ada yang tersisa dari Natal Betlehem di balik hiruk-pikuk perayaan Natal masa kini? Pohon Natal adalah gambaran yang indah di Eropa di musim salju ketika salju memenuhi permukaan bumi dan pohon-pohon berguguran daunnya, di situ kita melihat pohon-pohon den yang tegap berdiri dengan kehijauan daunnya yang tetap memberikan harapan segar.

Di malam hari, di balik pohon ini kita dapat melihat kerlap-kerlip lampu-lampu rumah di sela-sela daun-daunnya. Apalagi kesan indah ini diiringi lagu “Malam Kudus” memberi rasa syahdu dan damai bagi mereka yang melihat pohon itu dan mendengar lagu itu. Pohon yang kemudian dijadikan lambang pohon terang itu sekarang sudah meluas menjadi hiasan di toko-toko serba ada di seluruh dunia, namun apakah sebenarnya makna Natal yaitu ‘kelahiran Juruselamat manusia’ itu masih bisa di lihat di balik kemeriahan belanja akhir tahun itu?

Sebenarnya Franciscusdari Assisilah yang pertama kali memperkenalakan replika kandang dengan ternak dengan patung-patung kecil Yusuf, Maria dan bayi dalam palungan dan para majus dan gembala di sekitarnya, yang sering kita lihat sebagai hiasan Natal baik di gereja maupun di rumah.

Replika inilah yang menjadi hiasan sejak abad-13 sebelum pohon Natal diperkenalkan, dan diiringi Christmas Carol yang dinyanyikan sekelompok orang dari rumah ke rumah. Pohon Den dengan kerlap-kerlip kemudian dijadikan lambang kekekalan dan dijadikan Pohon Natal seperti yang kita kenal sekarang. Pohon Natal yang sederhana itu kemudian di abad-18 berkembang dengan adanya penambahandekorasi hiasan-hiasan Natal,dan lama kelamaan dekorasi itubegitu lebatnya sehingga lambang pohon dan sinarnya yang menjadi simbol kekekalan dan kesyahduan menjadi terkubur oleh hiruk-pikuk dan kemeriahan hiasannya. Suasana Natal untuk mengenang kesederhanaan kelahiran Tuhan Yesus yang menyelamatkan manusia kini banyak tertutup oleh pesta pora dengan segala hiasan yang mewah dan bukan lagi dirayakan oleh umat Kristiani saja tetapi meluas oleh umum. Perayaan Natal perlu mengalami “desekularisasi”.

Pada abad-11, Nicholas seorang uskup yang baik hati yang suka membagi-bagikan hadiah pada anak-anak dirayakan pada tengah malam tanggal 5 Desember, namun lama-lama legenda ‘Santo’ Nicholas ini di adopsi di negeri Belanda dan dirayakan sebagai ‘Sinter-Klaas’ dan kemudian di Amerika dirayakan sebagai ‘Santa Calus’ yang sekarang dimasukkan ke dalam rangkaian perayaan Natal dan sambil menaiki kereta salju ditarik rusa kutub terbang di atas rumah-rumah penduduk sambil membagi-bagikan hadiah di rayakan di malam Natal. Figur Santa Claus ini merupakan campuran figur Santo Nicholas dan Odin, dewa yang di sembah orang Norwegia. Gambaran mitologi Odin ini lebih-lagi pada masa kini dengan berbagai pertunjukkan gaib dengan peri-peri membawa tongkat berujung bintang mendatangkan mujizat-mujizat. Masa kini beberapa supermal mengahadirkan ‘magic’ Christmas dengan gambaran peri bertongkat-bintang gaib ini. Gambaran Natal yang serba wah ini kemudian makin rusak karena sudah menjadi hiasan umum baik di daerah lampu merah di New York, London maupun Paris, dan di Ginza di Tokyo yang mayoritas penduduknya bukan Kristen suasana Natal juga dirayakan dengan meriah. Natal bukan lagi merupakan moral-force yang menobatkan tetapi sekedar perayaan.

Benar-benar kemeriahan perayaan Natal masa kini perlu di demitologisasikan, agar kita dapat mengenal benar-benar berita kesukaan akan kelahiran Juruselamat yang mendatangkan damai sejahtera bagi semua manusia di dunia. Perayaan yang meriah di gedung gereja yang terutup, dan lebih lagi di ballroom hotel yang eksklusif sudah jauh berbeda dengan kondisi palungan di malam Natal pertama yang dihadiri para gembala yang sederhana. Umat Kriseten sedang menyiapkan hari Natal di akhir tahun ini, dan sudah tiba saatnya umat Kristen mengembalikan hakekat Natal kepada artinya semula dan tidak terkecoh oleh gemerlapannya kerlap-kerlip lampu listrik dan dekorasi yan wah. Umat Kristen perlu men de-sekularisasi-kan dan de-mitologisasi-kan perayaan-perayaan Natal yang sudah melenceng jauh dari makna aslinya.

Di tengah kepedihan yang di alami ribuan keluarga yang menghadapi PHK, dan begitu banyak keluarga digusur dari rumah kumuh mereka atau tempat jualan mereka di kaki lima dan tidak memperoleh tempat membaringkan kepala, dan palungan pun tidak, umat Kristiani dipanggil untuk menghadirkan Natal terutama bagi mereka yang tersingkir, yang terpinggirkan, yang dilupakan. Setidaknya dengan menjalankan upacara yang sederhana, apalagi kalau disertai dengan kasih yang meluap keluar ke jalan-jalan yang dingin, Natal itu memang mendatangkan damai sejahtera bagi manusia di bumi dan bukan sebaliknya.

Selamat mempersiapkan Natal mendatang dan menyatakan kasih dan damai sejahtera Allah bagi umat disekeliling kita.

GBU

Kebahagiaan Sejati [Kualitas hidup pengikut Kristus]

13 Desember 2009

Teks di Alkitab : Matius 5:1-6

Dua maksud pengajaran Yesus di bukit [Matus pasal 5-7]
1.Khotbah atau ajaran itu memperlihatkan kepada orang yang bukan Kristen, [Mat.7:28] bahwa seseorang mustahil dapat menyenangkan hati Allah berdasarkan amal baiknya [sebab hukum-hukum itu sangat berat dan menuntut kesempurnaan, tidak mungkin seseorang dapat melakukannya] dan dengan cara demikian memandu atau mengiringi mereka untuk datang kepada Kristusuntuk dibenarkan! Itulah fungsi ke-10 hukum Allah untuk orang berdosa bertobat dan datang kepada Kristus [1 Tim 1:7-10]
2.Memperlihatkan kepada orang yang sudah datang kepada Kristus dan telah dibenarkan atau murid-muridNya [Mat. 5:1] untuk mengerti kualitas hidup yang seperti apa yang menyenangkan hati Tuhan dan mendatangkan kebahagiaan sejati. Para Reformator gereja berkata Hukum menyuruh kita pergi kepada Kristus untuk diselamatkan dan Kristus menyuruh kita pergi ke hukum untuk dapat memiliki kehidupan yang berkualitas sebagai ciri kehidupan yang telah diselamatkan!

8 Ucapan Bahagia adalah bagian pertama dari seri pengajaran Kristus di bukit. Setiap kualitas kehidupan dalam 8 Ucapan Bahagia mengandung janji berkat, inilah makna berkat yang sesungguhnya, tentu ini beda dengan apa yang dipahami sebagian orang percaya. Kata berbahagialah diterjemahkan dengan kata : ‘Makarios’ yang berarti berbahagia, beruntung, bersukacitalah,namun terjemahan yang paling mendekati dan sesuai adalah berbahagialah.. atau diberkatilah..

1.”Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. [5:3] Dalam perjanjian lama, orang miskin adalah orang yang menderita dan tak bedaya menyelamatkan dirinya dan oleh karenanya menggantungkan dirinya hanya kepada Allah dan mengakui segala keterbatasannya. Orang-orang seperti ini yang dijunjung tinggi oleh Yesaya [Yes.41:17-18] Orang miskin ini juga dilukiskan sebagai orang yang remuk hatinya dan rendah hatinya [Yes.57:15]. Jadi, kata ‘miskin’ disini adalah miskin secara spiritual bukan semata-mata material, karena ada banyak orang miskin yang secara jasmani namun tidak merasa butuh Allah dan sebaliknya banyak orang kaya secara materi namunsangat miskin secara spiritual. Miskin di hadapan Allah menempatkan diri kita secara total tidak berdaya, tidak punya apa-apa untuk membenarkan diri, menyadari keadaan penuh dosa, tidak ada yang bisa dibanggakan, orang yang menjadikan Allah sebagai tempat meminta dan memohon serta kepadaNya kita berlari dari semua persoalan hidup dan dengan tangan tengadah berkata : saya membutuhkan Engkau Tuhan, saya tidak bisa dibnarkan tanpa Tuhan [di kayu salib], tidak bisa melakukan apapun tanpa kasih karunia Tuhan. Contoh: orang yang miskin dan kaya di hadapan Allah dilukiskan dalam Lukas 18:10-14 & Wahyu 3:15-17. Gereja atau orang seperti ini memberikan penilaian diri sendiri baik-baik saja, merasa cukup diberkati, cukup saleh dan bisa dibenarkan dihadapan Allah karena kebaikan atau jasa-jasanya kepada Allah. Tempat bergantung hidupnya juga bukan Tuhan, Tuhan hanya alat untuk mendapatkan apa yang ingin dia mau [harta, kehormatan, kedudukan, dan kemuliaan dunia]

2.Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur[5:4] Bila diterjemahkan lain : berbahagialah orang yang tidak bahagia. Tentu ini bukan sembarang dukacita. Ini bukan dukacita karena:
a.Karena kehilangan seseorang [kekasih,dll] atau hartanya
b.Karena akibat kesalahan [dipenjara karena mencuri] Yang dimaksud Kristus disini adalah dukacita karena penyesalan bukan kehilangan atau kematian seseorang. Bukan hanya merasa tidak berdaya tetapi juga merasa menyesal akan dosa-dosa kita dan dosa-dosa orang-orang yang terhilang. Yesus mencucurkan air mata karena dosa-dosa orang lain, Yerusalem yang terhilang dan menolak Mesias. Daud menangis karena orang-orang [Mat.23:37, Luk.13:34] yang diluar firman Allah [Maz.119:136] demikian juga dengan Rasul Paulus yang berduka atas kehidupan jemaat yang bertentangan dengan ajaran Kristus, walaupun mengaku Kristen dan dosa percabulannya dijemaat Korintus [1 Kor.6, 2Kor.12, Fil.3:18] Banyak gereja atau orang Kristen yang terlalu menekankan anugrah, sehingga merendahkan atau menyepelekan arti dosa. Akibatnya kita kita tidak cukup berduka atas dosa kita, kita melupakan begitu saja bahwa hari ini kita telah melukai hati Allah dengan sikap kita, mulut kita, perbuatan dan pikiran kita yang tidak memuliakan namaNya. Kita tidak sungguh-sungguh menangis dan meratapi akan dosa-dosa kita dan juga dosa orang lain. Orang menangis karena banyaknya masalah, ditinggal kekasih atau bahkan karena kucingnya yang mati. Air mata yang tumpah atas dasar beban kita untuk orang-orang berdosa dan juga dosa yang kita sesali sungguh-sungguh itulah yang ditampung dalam kirbat Tuhan, bukan air mata rengekan minta ‘berkat’ [Maz.56:9]

3.Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. [5:5] Kata lemah-lembut diterjemahkan dengan ‘praus’ : yang mengandung artiKelembutan yang bagaimanakah yang dimaksud? Sehingga orang yang memilikinya disebut bahagia? Lembut hati, rendah hati, baik budi, sopan dan didalamnya terkandung pengertian ‘penguasaan diri’ karena tanpa itu kualitas ini mustahil ada. Ini tidak mengarah kepada sikap feminim bahkan sebaliknya, mengandung arti tegas. Lemah-lembut juga memiliki sikap elastis danmudah diajar atau dibentuk, sabar menghadapi proses menyakitkan, reaksi baik sekalipun mendapatkan perlakuan tidak baik. Orang seperti ini akan memiliki bumi, ini sangat berbeda dengan cara pikir kita. Orang seperti ini biasanya diinjak-injak atau digilas! Prinsip dunia ini siapa yang kuat! dalam Hukum kekristenan beda, kita justru diajarkan mengandalkan Tuhan, tidak iri dengan orang fasik karena mereka akan dilenyapkan [Maz.37:1-4], tidak membalas kejahatan dangan kejahatan dan tetap bersikap baik kepada mereka yang merugikan atau memusuhi kita. Prinsip anak-anak kerajaan adalah : biarlah orang menginjak-injak, merendahkan bahkan menganggap kita jahat dan kita tidak dibenarkan untuk bersikap membalas, banyak hal yang kita dapat kita petik dari perlakuan buruk sekalipun jika kita punya hati lemah-lembut.

4.Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. [5:6] Bahasa lain dari kalimat ini adalah berbahagialah orang yang memiliki nafsu makan rohani yang tinggi. Ini adalh kualitas karakter atau ciri khas anak-anak kerajaan Allah yang paling mempengaruhi keberhasilan dan pertumbuhan rohani orang percaya. Ketika seseorang memiliki nafsu makan spiritual yang sehat maka ia akan bertumbuh dengan maksimal dan sebaliknya. Bahkan Menurut Alkitab inilah salah satu tanda yang membedakan antara petobat Sejati atau petobat Palsu.
Ada 3 ciri utama petobat sejati menurut Ray Comfort dalam Buku The Way of the master & buku Misteri Neraka Yang Kurang Diberitakan, yaitu:
i.Lapar dan haus akan perkara rohani [Mat.5:6]
ii.Tanda pertobatan/meninggalkan kejahatan [2 Tim.2:19, Gal.5:24]
iii.Kerinduan berbagi kabar baik [Mat.9:36-38, Mat.28:19-20] Orang yang benar-benar bertobat dan lahir baru secara otomatis akan melahap habis makanan rohani yang Allah sediakan. Pembacaan Alkitab, doa, pujian, buku-buku dan kaset rohani, nasehat dan segala hal yang berhubungan dengan kebenaran akan menjadi sasaran pencarian yang menggairahkan dibanding pencarian akan harta dan hal apapun dibumi. Orang yang demikian akan haus untuk terus belajar menemukan kehendak Allah dalam hidupnya. Namun ironisnya saya menjumpai orang yang mengaku kristen, anak-anak kerajaan Allah TIDAK berminat sama sekali dengan Alkitab, perubahan hidup dan jiwa-jiwa yang terhilang yang harus diselamatkan! Tetapi jika sudah bicara uang dan kenikmatan dunia, sangat tertarik. Untuk ibadah saja musti ‘difollow-up’ sedemikian rupa, untuk membaca buku rohani musti diwajibkan, untuk membaca dan menggali Alkitab perlu diancam jika perlu diberi sanksi disiplin tidak pelayanan. Akibatnya banyak orang mengaku kristen tidak meninggalkan kejahatan! [2 Tim.2:19]. Ini sangat berbeda dengan jemaat mula-mula dan orang kristen sejati yang sangat haus akan pengajaran rasul-rasul, doa, ibadah dan persekutuan [Kis.2:41-47]. Kehausan akan kebenaran inilah yang akan memuaskan kita. Kepuasan hidup anak-anak Allah tidak terletak pada pemenuhan kebutuhan hidup seperti mendapatkan makanan, fasilitas yang banyak, uang yang banyak, sukses, dll.
Namun kepuasannya adalah jika bisa hidup dalam kebenaran dan menyenangkan hati Tuhan dengan melakukan apa yang diperintahkan-Nya. Pertanyaan yang sering muncul Jika saya tidak ada karakteristik tersebut di atas?
1)Harusnya itu terjadi secara alamiah, sama seperti bayi normal yang haus akan susu dan makanan. Untuk orang dewasa, jika tidak ia akan terus mencarinya hingga perutnya kenyang.
2)Jika anda sakit rohani, sembuhkan dulu! [segera!] Ada kalanya nafsu makan kita karena kondisi badan yang sakit, menjadi menurun. Ketika saya sakit, makanan tidak menarik sama sekali, namun ini beda jika saya sehat.
3)Latihan & disiplin diri [1 Tim.4:7b, 1 Kor.9:27] Untuk ‘yang satu ini’ [yaitu orang yang tidak ada nafsu makan rohani sama sekali] tidak bisa dipaksakan oleh orang lain karena saya sangat yakin sebenarnya ia ‘belum dilahirkan kembali’. Atau jika saya gambarkan dengan lahir dalam kondisi ‘bermasalah’[kritis & cacat bawaan].
Karena alasan/motivasi ikut Kristus yang salah dan tidak diluruskan. Banyak orang Kristen seperti ‘bayi-bayi cacat/kondisi kritis’ yang ditaruh selang sana-sini dan tidak ada nafsu makan rohani sama sekali bahkan untuk bisa makan perlu asupan secara paksa, sekalipun sudah bertahun-tahun ikut Kristus.

GBU

Mengukur Kemajuan Rohani

6 Desember 2009

Tahun 2009 hampir berakhir dan tahun 2010 sudah menanti kita. Selama setahun, bagaimana kemajuan rohani kita. Marilah kita mengevaluasi diri, apakah ada kemajuan atau biasa-biasa saja atau malah mengalami kemerosotan. Kita tidak bisa menghakimi seseorang dengan mengukur, orang ini rohani atau tidak. Ukuran rohani atau tidak hanya diketahui oleh diri sendiri saja. Sebab ukuran rohani bersifat dalam hati.Namun demikian Paulus memberikan beberapa petunjuk untuk mengukur kemajuan rohani, walaupun yang diukur bersifat fenomenal, artinya yang terlihat nampak luar.

1 Timotius 4:1-16

4:1. Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan
4:2 oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.
4:3 Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran. 4:4 Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatupun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur,
4:5 sebab semuanya itu dikuduskan oleh firman Allah dan oleh doa.
4:6 Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini.
4:7 Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.
4:8 Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.
4:9 Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya.
4:10 Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.
4:11 Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya itu.
4:12 Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.
4:13 Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar.
4:14 Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua.
4:15 Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang.
4:16 Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.

Ayat Kunci 1 Timotius 4:15 "Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang."

Bagaimana caranya kita bisa mengukur kemajuan rohani kita?

1. Ketika kita melakukan firman Tuhan secara konsisten baik dan benar (ayat 6) Tidak mengikuti ajaran sesat Melarang orang kawin Pantangan makanan Percaya dongeng dan takhayul

2. Ketika kita konsisten dalam ibadah kepada Tuhan (ayat 7 dan 8) Arti ibadah adalah menyembah Allah. Kemana pun menyembah Allah artinya kesadaran akan kehadiran Allah, Ia sebagai Tuhan dan Ia adalah Allah yang ada di dalam kita. Arti ibadah adalah menyembah Allah secara harafiah, melalui: - Ibadah pribadi : berdoa secara pribadi, baca firman secara pribadi - Ibadah secara koorporat : Ibadah kategorial, umum, remaja, dan pemuda. - Ada tujuan ibadah : berguna dalam segala hal, mengandung janji, dan pengharapan di dalam Kristus.

3. Ketika kita konsisten di dalam memberitakan Injil dan mengajarkannya(ayat 12 dan 13) Memberitakan Injil melalui kesaksian pengalaman hidup bersama Tuhan.Memberitakan Injil secara aktif memperkenalkan Kristus kepada orang lain.

4. Ketika kita konsisten dalam keteladanan hidup(ayat 12) Teladan dalam perkataan.Teladan dalam tingkah laku.Teladan dalam kasih sayang.Teladan dalam kesetiaan.Teladan dalam kesucian.

5. Ketika kita konsisten dalam membaca Alkitab(ayat 13) Membangun diri sendiri.Mengajar orang lain.

6. Ketika kita konsisten menggunakan karunia(ayat 14) Setiap kita diberi karunia oleh Allah.Setiap kita diberi karunia sesuai dengan kesangupan kita.Setiap kita harus mengembangkan karunia dari Tuhan.Setiap kita akan mempertanggungjawabkan karunia dari Tuhan.

Penutup: Ketika kita meneliti ayat-ayat di atas, kita dapat mengukur sejauh mana kemajuan iman kita. Bagaimanakah kemajuan iman saudara? Apakah saudara mau terus-menerus mengalami kemajuan iman setiap hari dalam hidupmu? Marilah kita praktikkan prinsip-prinsip kebenaran di atas.

Gbu

Terpanggil untuk Merendahkan Hati

29 November 2009

“Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hatiNya: mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah,” (Amsal 6:16-17)
Egoisme adalah “isme” yang tidak kalah buruknya dengan komunisme, liberalisme, rasialisme atau materialisme. Kesombongan merupakan salah satu dosa yang paling besar dan paling lazim, Inilah dosa yang mendorong setan berbuat jahat. Iblis diusir dari surga bukan karena ia mabuk-mabukan atau berbuat sesuatu yang jahat, melainkan karena dia ingin menyamakan dirinya dengan Allah (Yesaya 14:13-14).

Karena Iblis ingin menaikkan dirinya lebih tinggi daripada Allah, maka ia diusir, Kesombongan adalah penyebab kejatuhannya dan kesombongan dapat juga menjadi penyebab kejatuhan kita. Blaise Pascal berkata, “ada dua macam manusia : orang benar yang merasa dirinya berdosa dan sisanya orang berdosa yang merasa dirinya benar.” Itulah sebabnya Alkitab sering berbicara mengenai dosa kesombongan. Salomo membuat daftar tujuh dosa yang mematikan. Yang pertama dari ketujuh dosa itu adalah kesombongan (Amsal 6:16-19).
Dalam khotbah-Nya di bukit, Tuhan Yesus berkata, “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga” (Matius 5:3). Rasul Paulus menulis, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu jangan ada orang yang memegahkan diri” (Efesus 2:8-9).

Pernahkan Anda bertanya-tanya mengapa Allah menyelamatkan manusia semata-mata karena kasih karunia? Ia berbuat demikian supaya kita tidak menyombongkan diri atas keselamatan itu. Allah bisa saja mengizinkan kita mencari jalan sendiri menuju surga. Tetapi andaikan Ia berbuat demikian, kita akan segera menyombongkan diri. Dengan demikian kita pada akhirnya akan menjadi lebih buruk dari sebelumnya. Jadi Allah memberikan keselamatan atas dasar kasih karunia semata-mata supaya “jangan ada orang yang memegahkan diri”.

Panggilan Yesus untuk menyerahkan diri merupakan panggilan untuk menjadi rendah hati. Kerendahan hati yang mendorong kita untuk mengakui dan menyesali dosa-dosa kita. Panggilan itu menuntut supaya kita mengesampingkan usaha kita sendiri serta pembenaran diri sendiri, lalu dengan sepenuhnya mempercayakan diri kepada Kristus untuk memperoleh keselamatan.
Yesus mengatakan 3 hal tentang kesombongan yang perlu kita ingat :
Kesombongan adalah kejahatan yang terburuk. Dalam doa-doanya, orang Farisi bersyukur kepada Allah bahwa ia tidak seperti orang-orang lain. Kemudian Ia mengemukakan tiga kejahatan yang tidak diperbuat dalam hidupnya : perampokan, kelaliman, dan perzinahan. Tetapi, dia tidak sadar bahwa celah hidup orang tersebut adalah pada kesombongan. Kesombongan melebihi semua dosa lain. Kesombongan membuat kita membandingkan diri dengan orang lain dan membuat kita merasa unggul. Kesombongan mencegah kita menyesali dosa-dosa lain.

Semua kebaikan menjadi terhapus. Kesombongan menghapuskan semua kebaikan dalam hidup seseorang. Orang farisi itu bukan saja tidak melakukan hal-hal yang jahat, tetapi ia juga melakukan banyak hal yang baik dan positif dalam hidupnya. Namun, mereka salah karena melakukan semuanya itu untuk kepentingan diri sendiri, yakni kesombongan diri. Apapun yang ada di hidup kita, kita harus menambahkan kerendahan hati. Tanpa kerendahan hati, rohani kita lebih buruk daripada perbuatan-perbuatan orang lain.

Kemenangan menjadi akhir. Ada perbedaan tindakan yang dilakukan antara pemungut cukai dan orang Farisi dalam memandang hidupnya didalam Tuhan (Lukas 18:14). Kesombonganlah yang menghalangi orang Farisi untuk pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan. Ia pulang dengan bangga, tetapi tidak dibenarkan. Pembenaran merupakan ajaran yang paling besar dan paling penting dalam hidup Alkitab. Pembenaran artinya dibenarkan dihadapan hukum. Pembenaran berarti dibebaskan, terbukti tidak bersalah. Dalam arti kekristenan, itu berarti bahwa melalui pekerjaan Yesus Kristus, saya sebagai orang percaya menjadi “seolah-olah” tidak pernah berbuat dosa. Ini berarti bahwa saya diampuni, dibersihkan dan dapat diterima dalam pandangan Allah. Ketika kita memandang salib, tidak ada tempat untuk kesombongan, yang ada hanya kerendahan hati pemungut cukai yang berkata, “Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini”. Dengan kerendahan hati seperti itulah kita datang kepada Kristus. Dalam jiwa seperti itulah kita terus hidup dengan DIA dari hari ke hari. Panggilan-Nya untuk penyerahan diri adalah panggilan untuk merendahkan hati dan menyesali dosa-dosa kita.

GBU

Mengubah Pencobaan Menjadi Kemenangan

22 November 2009

Pencobaan adalah sebuah realita yang dialami oleh banyak orang, siapapun dan dimanapun, tanpa pandang bulu. Yang menjadi pertanyaan disini adalah apakah pencobaan itu akan menghancurkan kehidupan kita ? Atau pencobaan itu akan kita ubah menjadi kemenangan ?
Ada stiker yang berbunyi “Apabila kehidupan menyodorkan sebuah jeruk kepada Anda, buatlah limun!” sesungguhnya pernyataan itu adalah benar. Dalam Alkitab banyak kisah orang-orang yang mengubah kekalahan menjadi kemenangan dan pencobaan menjadi kemenangan. Daripada menjadi korban lebih baik jadi pemenang !

Bagaimana cara mengubah pencobaan menjadi kemenangan ?
Memiliki sikap yang benar dalam menghadapi pencobaan (Yak 1:2) Ini adalah suatu keharusan, sebab bila tidak akan membuat seseorang terperosok ke dalamnya. “…anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan” , kata anggaplah itu merupakan istilah yang berarti menilai. Artinya pada waktu kita menghadapi pencobaan hidup, kita harus menilainya dengan mengingat akan apa yang sedang Tuhan lakukan bagi kita ( 1 Kor 10:13)

Pencobaan dalam hidup kita tidak semua sama: pencobaan itu bagaikan benang yang beraneka warna dan benang yang berjuntai-juntai yang dipakai oleh tukang tenun untuk membuat sebuah permadani yang indah. Pandangan menentukan hasil dan sikap menentukan tindakan dan nilai-nilai hidup yang kita yakini juga menentukan penilaian kita:
Jika kita lebih mementingkan kenyamanan daripada pembentukan watak(karakter) maka pencobaan akan mengalahkan kita. Jika kita lebih menghargai materi dan perkara-perkara jasmani daripada perkara-perkara rohani, maka kita tidak bisa menganggap pencobaan sebagai suatu kebahagiaan. Ayub memiliki pandangan yang benar ketika mengalami pencobaan. “Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.” (Ayub 23:10)
Jadi apabila pencobaan datang, ucapkanlah syukur dan ambillah sikap yang benar, jangan berpura-pura, melainkan pandanglah pencobaan itu dengan mata iman, karena pandangan Anda akan menentukan hasil.

2. Pentingnya memiliki iman yang kuat dalam menghadapi pencobaan (Yak 1:3)
Karena dengan Iman, seorang Kristen punya dasar untuk berharap, jadi iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan (Ibrani 11:1 dan 1 Yo 5:4-5)
Hubungan antara iman yang benar dan kehidupan yang saleh sangat perlu ditekankan dan iman yang sejati adalah iman yang teruji
Iman selalu diuji , Ketika Tuhan memanggil Abraham untuk hidup dengan Iman, Tuhan mengujinya untuk menambah imannya. Tuhan selalu menguji kita untuk mengeluarkan yang terbaik, tetapi setan menggoda kita untuk mengeluarkan yang terburuk. Ujian bagi iman kita benar-benar telah dilahirkan kembali.
Ujian bekerja bagi kita dan bukan melawan kita, Rasul Petrus berkata “…kemurnian imanmu jauh lebih tinggi daripada emas yang fana…” (1 Petrus 1:7)
Pencobaan bekerja bagi orang-orang yang percaya menurut Rasul Paulus, ia berkata: “…Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan…”(Roma 8:28) dan ia juga berkata : “Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar daripada penderitaan kami.” (2 Korintus 4:17)
Pencobaan yang digunakan dengan benar akan mendewasakan kita, “…Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.” (Roma 5:3-4) Satu-satunya cara Tuhan mengembangkan karakter kita dalam kehidupan kita adalah melalui pencobaan dan memiliki kesabaran bukan berarti menerima keadaan secara pasif, melainkan suatu ketekunan yang berani dalam menghadapi penderitaan dan kesukaran. Orang yang belum dewasa selalu tidak sabar, tetapi oran yang dewasa adalah sabar dan tekun. Ketidaksabaran dan ketidakpercayaan biasanya berjalan bersamaan. Seperti halnya iman dan kesabaran. Tuhan ingin menjadikan kita sabar karena kesabaran merupakan kunci bagi setiap berkat lainnya yang sedang Tuhan sediakan bagi kita (Ibrani 6:12)

3. Pentingnya memiliki hikmat Tuhan dalam menghadapi pencobaan (Yakobus 1:5)
Mengapa kita memerlukan hikmat pada saat mengalami pencobaan? Dengan hikmat Tuhan kita tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan Tuhan kepada kita untuk menjadi dewasa. Hikmat menolong kita untuk mengerti bagaimana memanfaatkan keadaan ini untuk kebaikan kita dan kemuliaanNya. Hikmat artinya kemampuan rohani untuk melihat dan menilai kehidupan dan perbuatan dari sudut pandang Tuhan. Kesimpulan = Tuhan tidak menolong kita dengan menghilangkan pencobaan, tetapi dengan membuat pencobaan itu bekerja dalam kita, karena Tuhan ingin dalam pencobaan itu kita menjadi dewasa.
Sebab itu biarkanlah kesabaran Anda bertumbuh dan janganlah melarikan diri dari persoalan yang Anda hadapi karena apabila kesabaran Anda telah berkembang sepenuhnya maka Anda akan sanggup menghadapi segala sesuatu. Anda akan memiliki watak/karakter yang kuat, kerohanian yang dewasa maka anda akan mengalami kemenangan dalam kehidupan yang berkelimpahan!

GBU

Jaminan Rasa Aman yang Kekal

15 November 2009

Kalimat “Sekali diselamatkan, tetap selamat” tidak ditemukan dalam Alkitab. Keselamatan kita adalah masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. Itu mengimplikasikan satu hubungan yang kontinyu dan satu proses yang terbuka daripada satu kondisi yang tetap. Orang yang memberikan dirinya kepada Yesus dan benar-benar bertobat dari dosa dapat menemukan kembali jaminan janji kehidupan kekal yang diberikan pada umat manusia yang percaya pada Tuhan yang tidak dapat berdusta. Alkitab mengatakan pada kita bahwa pemberian dan penggilan Tuhan diberikan tanpa adanya penyesalan (Roma 11:29).

Pekerjaan Tuhan Yesus bersifat kekal. Hal itu tidak bisa dicabut kembali. Sebagai bagian dari Alkitab, jaminan terbesar orang Kristen adalah memiliki kepastian rasa aman yang kekal melalui kesaksian hari demi hari dari kuasa Roh Kudus dalam kehidupan manusia dimana dia menjadi anak Tuhan dan fakta bahwa hari demi hari dia semain serupa dengan Yesus. Alkitab mengajarkan rasa aman dalam Roh Kudus dan dalam pribadi Tuhan.. Tuhan Yesus mengatakan : Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. (Yohanes 10:29).

Jadi kita sesungguhnya aman di tangan Tuhan, dan kita bisa beristirahat dalam perlindungan tangan kanan Tuhan, terus menerus memanjatkan doa syafaat untuk keperluan kita (Ibrani 7:25) dan Tuhan telah mengirimkan malaikat untuk mengawasi kita (Ibrani 1:14). Dengan kata lain : kita diselubungi dengan penolong yang mengagumkan. Kita harus terus menerus mengingatkan diri kita sendiri bahwa kita ini aman, dan bahwa Tuhan mengasihi kita, dan kita ini kepunyaan Tuhan. Alasan kita diselamatkan bukanlah karena kita kudus, suci atau melakukan pekerjaan baik, namun karena darah Yesus. Keselamatan datang melalui iman, dan itu bertahan karena iman.

Jadi kita seharusnya memiliki rasa aman. Namun, dalam waktu bersamaan, seharusnya tetap ada perasaan takut yang sehat terhadap kejatuhan. Kita seharusnya tidak memberikan diri datang pada Tuhan dan mengatakan : “Saya telah diselamatkan, jadi saya dapat melakukan apapun yang saya ingin lakukan”. Paulus mencela orang-orang yang mengajarkan bahwa seseorang dapat lancang berbuat dosa hingga anugerah Tuhan dapat turun berlimpah-limpah (baca Roma 6:1-2). Jika kita benar-benar mati untuk dosa, maka kita tidak akan menghidupi kehidupan dalam dosa lagi, tetapi kita akan memiliki tujuan untuk melayani Tuhan. Kita seharusnya berjalan dengan penghormatan, karena Tuhan adalah api yang menghanguskan, Pribadi yang mengagumkan : ”Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan (Ibrani 12:29). Saya tidak akan menyarankan siapapun untuk bersikap berani pada Tuhan karena adanya doktrin rasa aman yang kekal. Seseorang yang mengatakan : “Saya percaya bahwa sekali saya diselamatkan, saya akan selalu selamat, jadi saya akan pergi dan melakukan percabulan dan mencuri dan berbohong dan merampok”.

Itu adalah orang yang bodoh. Jika seseorang benar-benar mencintai Tuhan, maka ia tidak mau hal-hal buruk itu hadir dalam kehidupannya kembali. Dengan kata lain, setelah kita menerima keselamatan, maka kita harus tekun mengerjakan keselamatan yang telah Yesus berikan, salah satu contohnya adalah dengan cara bersaksi kepada orang lain bahwa kita telah diselamatkan karena pengorbanan Tuhan Yesus disalib. Dan keselamatan itu juga disediakan bagi semua orang yang mau menerimanya.

GBU

Hidup yang Dapat Dijelaskan Dalam Satu Kalimat

08 November 2009

Arthur Ashe adalah pemain legendaris Tenis Wimbledon yang meninggal karena AIDS akibat transfusi darah yang ia terima saat operasi jantung pada 1983. Pada suatu kali, ia menerima sebuah surat dari penggemarnya yang bertanya “Mengapa Allah memilih Anda untuk menerima penyakit buruk itu?” Arthur menjawab: Ada 50 puluh juta anak yang memulai untuk bermain tenis diseluruh dunia. Namun hanya 5 juta saja yang telah belajar untuk bermain tenis. Ada 500,000 orang yang belajar bermain tenis secara profesional. Di antara mereka, terdapat 50,000 yang siap mengikuti turnamen yang diadakan setiap waktu.

Ada 5000 petenis yang berhasil mengikuti turnamen grand slam. Ada 50 petenis mengikuti turnamen Wimbledon, tapi hanya 4 petenis yang berhasil mencapai semi final, lalu 2 petenis berhasil bertanding final. Namun, hanya saya yang berhasil memenangkan piala. Ketika memegang piala di tangan, saya tidak bertanya kepada Allah “ Mengapa saya?” Hari ini saya tidak bertanya kepada Allah saat saya sakit, “ Mengapa saya?” Kebahagiaan hanya akan menjaga Anda bersikap manis. Tantangan menjaga Anda tetap kuat. Dukacita menjaga Anda tetap manusiawi. Kegagalan membuat Anda rendah hati. Kesuksesan membuat Anda bersemangat, tetapi hanya sikap dan kesetiaan akan menjaga Anda untuk tetap maju.

GBU

Tantangan Iman Kristen Masa Kini

01 November 2009

Mat 4:1-11
4:1. Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.
4:2 Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.
4:3 Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."
4:4 Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
4:5 Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah,
4:6 lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."
4:7 Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"
4:8 Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,
4:9 dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."
4:10 Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
4:11 Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.

I. Pendahuluan

Pencobaan :
Membujuk dan merayu, menggoda, untuk melakukan jalan yang salah/daMenguji orang lebih berkualitas dihadapan Allah, agar dapat dipakai lebih dahsyat lagi. Padang Gurun :
Yeshimmon : Pembinasaan berukuran P=50km L=20km padang tandus berbatu, debu tebal dan tanah kapur yang terbentang menuju laut mati dengan kecuraman 40 meter.

II. Makna Kontek pencobaan Padang Gurun

Pencobaan di Padang Gurun diawali dengan sebuah peristiwa besar yaitu Pembabtisan Yesus.Segera sesudah itu Roh memimpin Dia ke padang gurun. (Markus 1:12)Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. (Matius 4:1) danYesus yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. (Lukas 4:1)
Sudah menjadi hukum kehidupan bahwa setelah kita berhasil, bertahan memang suatu masalah besar, akan muncul perasaan yang tidak kalah besar untuk menyerang kembali. Ingatkah kita tentang kisah Elia lari pontang panting dan bahkan ingin mati karena Izibel mengancam mau membunuhnya? ..Raja-Raja 18:17-40, Maka takutlah ia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya; dan setelah ia sampai ke Barsyeba, yang termasuk wilayah Yehuda, ia meninggalkan bujangnya disana (1 Raja-Raja 19:3). Maka sepatutnya bagi kta tetap berjaga-jaga, Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. (Efesus 6:13). Meskipun sedang mengalami puncak kehidupan.

2. Pencobaan di Padang Gurun menitik beratkan pada perjuangan yang berat di dalam hati, pikiran dan jiwa. Pencobaan datang pada kita lewat pikiran, angan-angan, kehendak hati dan jiwa.

3. Pencobaan datang bukan hanya sekali, tetapi bisa berkali-kali. Yesus menghadapi 3x pencobaan dari iblis.

Ketika di Padang Gurun ini (Puasa 40 hari 40 malam)
Ketika di Kaisarea Philipi bersama murid-muridNya dan menunjuk kepada Petrus : “Enyahlah iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” (Matius 16:23)Ketika berada di Taman Getsemani. “Ya Bapa-ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya. Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah. (Lukas 22:42-44)

4. Pencobaan hanya datang kepada orang khusus. Artinya orang yang mempunyai kekuatan khusus. Pencobaan datang melalui kecakapan dan kepandaian khusus yang kita miliki.

III. Tiga tantangan Padang Gurun Tidak ada kata istirahat, dalam hidup ini terus-menerus berjuang dan terus berlelah-lelah.
Tak ada istirahat dalam peperangan, dan kefasikan tidak melepaskan orang yang melakukannya, walaupun orang yang berhikmat mengatakan, bahwa ia mengetahuinya, namun ia tidak dapat menyelaminya. (Pengkotbah 8:8b dan 17b)

Jika Engkau Anak Allah : Kuasa sebagai Anak Allah. Seandainya Yesus mengubah batu menjadi roti: Membujuk orang percaya/ikut Yesus dengan iming-iming roti.Bila terjadi kelaparan, hanya menangani gejalanya, bukan penyebabnya.Menanamkan iman instant kepada orang Kristen bukan ketekunan, kesetiaan dan ketegaran.Jika Engkau Anak Allah : Jatuhkan diri-Mu Seandainya Yesus menjatuhkan diri: Kekristenan hanya menekankan hal-hal sensasional saja.Kekristenan selalu menyalahgunakan kuasa Tuhan.Kekristenan tidak akan pernah menuntaskan penyebab masalah(sakit) tetapi hanya menangani gejala sakit saja. Jika Engkau menyembah kepada-Ku Penyembahan hanya diberikan kepada Tuhan Dunia dan isinya milik TuhanKita minta ”dunia” ini hanya kepada Yesus. Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu. (Mazmur 2:8)

Minta kepada Bapa dalam nama Yesus. Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah suacitamu. (Yohanes 16:23,24).

GBU

Dimana Saja Kapan Saja

25 Oktober 2009

Kisah Para Rasul 16:19-32
Suatu ketika, saya membaca sebuah kalimat yang menyentuh hati saya. “Anda diampuni ketika Anda mengampuni.” Kalimat yang indah. Nah, coba tebak di mana saya membaca kalimat itu? Buku rohani? Tidak. Majalah kristiani? Bukan. Warta sebuah gereja? Bukan. Saya menemukan dan membaca kalimat itu di toilet sebuah rumah penginapan. Saya kagum pada pemilik penginapan yang menggunakan setiap ruang, bahkan toilet untuk mencamtumkan kalimat-kalimat yang membangun.

Firman Tuhan hari ini memuat kisah Paulus dan Silas yang dipenjara. Paulus dan Silas tidak hanya dipenjara, sebelumnya mereka disiksa bahkan dipasung. Dalam kondisi terluka dan dipenjara, mereka punya alasan bahwa itu bukan waktu yang “baik” untuk bersaksi. Namun, Paulus dan Silas malah memakai waktu mereka untuk berdoa dan menyanyikan puji-pujian (ayat 25). Lalu terjadilah gempa bumi yang hebat yang mengakibatkan semua pintu dan belenggu terbuka. Namun, mukjizat terbesar malam itu bukanlah gempa bumi yang membuka pintu-pintu melainkan pertobatan kepala penjara dan seisi rumahnya (ayat 31,32). Acak kali kita punya ribuan alasan untuk tidak memberitakan Firman. Waktu yang tidak pas; lagi tidak mood; kondisi hati yang kurang baik. Marilah kita belajar dari Paulus dan Silas – Selalu siap sedia memberitakan Firman dalam kondisi apa pun. Hari ini lihatlah sekeliling Anda. Adakah orang yang memerlukan peneguhan dan penghiburan dari Firman Tuhan? Adakah jiwa yang mendambakan keselamatan kekal? Mereka memerlukan Firman Tuhan, Hari INI, Bukan besok.

GBU

Motivasi Hidup Orang Percaya

18 OKTOBER 2009

Motivasi berasal dari bahasa latin yang artinya bergerak.
Setiap orang yang hidup di dunia ini pasti memiliki motivasi dalam hidupnya, untuk apa ia hidup, mau mencapai apa, mau melakukan apa, dsb

Ada 3 jenis motivasi hidup manusia secara umum :
1. Motivasi biologis
2. Motivasi psikologis
3. Ambisi psikologis

Abraham Maslow, salah seorang tokoh motivasi mengatakan bahwa manusia akan memenuhi kebutuhan utamanya, yaitu pada piramida dasar, baru akan bergerak kepada bergerak kepada kebutuhan-kebutuhan berikutnya.

Piramida dasar terdiri dari:
- Aktualisasi Diri
- Kebutuhan estetik
- Kebutuhan kognitif
- Kebutuhan akan penghargaan
- Kebutuhan akan cinta
- Kebutuhan rasa aman
- Kebutuhan fisiologis

Sebagai orang percaya, kitapun memiliki kebutuhan yang sama akan hal itu, tetapi yang harus diwaspadai oleh kita anak-anak Tuhan, jangan sampai kebutuhan-kebutuhan itu menjadi motivasi hidup kita. Kita hidup hanya karena termotivasi oleh hal-hal tersebut diatas.

Sebagai anak Tuhan, seharusnya motivasi hidup kita adalah :
MELAKUKAN MISI KRISTUS

Mengapa kita melakukan Misi Kristus ?
1. Kita adalah Duta Kristus, 2 Kor 5:20
2. Kristus mengutus kita sama seperti Bapa mengutus Kristus, Yoh 17:18
3. Kita adalah umat pilihanNya, 1 Petrus 2:9

Sebagai Duta Kristus, Tuhan sudah dan pasti memberikan fasilitas untuk kita menjalankan misiNya :
• Perlengkapan senjata Allah
• Kuasa Roh Kudus
• Kebutuhan-kebutuhan fisik, Matius 6:33
• Dll

Jadi misi Kristus= misi kita, Yohanes 17:18,
Lukas 4:18-19 (5 Pelayanan Orang Percaya) yaitu :
1. Pernginjilan
2. Pelayanan Luka Batin
3. Pelayanan Kesembuhan Ilahi
4. Pelayanan Pelepasan
5. Pelayanan Pendampingan/Konseling

Mahkota surgawi diberikan bagi tiap-tiap orang yang melakukan misi Kristus, 2 Timotius 4:8

GBU
Powered by Blogger