Pengharapan yang Terkabul (Lukas 2:25-32)

27 Desember 2009

Pengharapan Simeon

Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Ia datang ke bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan oleh hukum Taurat, ia menyambut Anak itu dan menantang-Nya sambil memuji Allah, katanya: “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dengan damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang daripada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” (Lukas 2:22-32 TB)

Pengharapan yang terkabul

Di salah satu hotel berbintang lima di Jakarta, sebuah acara perayaan Natal yang diawali dengan kebaktian tengah diadakan. Ketika kebaktian berlangsung, dengan penuh semangat pendeta berkhotbah tentang lahirnya Yesus di sebuah kandang domba di Betlehem. Lagu-lagu Natal yang dinyanyikan secara bersama maupun yang dikumandangkan oleh sebuah kelompok paduan suara, sungguh membuat suasana syahdu. Ada pohon terang dan replika kandang domba di sudut ruangan yang dipenuhi dengan banyak hiasan lampu warna-warni.

Coba kita lihat bagaimana penyambutan Simeon akan Yesus. Simeon adalah seorang yang benar dan saleh. Ia menantikan Mesias dengan penuh harap. Simeon menyambut, menantang-Nya, lalu menyanyikan sebuah pujian yang terkenal itu. Dan dalam pujian itu jelaslah bahwa kedatangan Mesias merupakan pemenuhan atas kerinduanya yang sangat besar selama hidupnya. Seolah-olah ia sudah siap mati karena tujuannya sudah tercapai.

Bagaimana dengan sikap kita? Apakah Natal kita tahun ini merupakan suatu pemuasan atas kerinduan yang kita yang besar? Kemariahan Natal Yesus Kristus terutama merupakan bentuk kepuasan atas terkabulnya kerinduan dan pengharapan kita akan hadirnya Sang Juru Selamat.

Dalam konteks “parousia”, yaitu kedatangan-Nya sebagai Sang Hakim yang Agung, saat inipun seharusnya kita berada dalam kerinduan yang sangat besar. Sebagai orang percaya, kita sangat menantikan situasi terwujudnya langit biru dan bumi baru itu. Oleh karena itu, bersama-sama dengan Simeon, kita mengundang Roh Kudus untuk berkarya dalam hidup kita. Kita jadikan kedatangan-Nya sebagai pemenuhan atas kesungguhan kerinduan kita selama ini.

GBU

0 Response to "Pengharapan yang Terkabul (Lukas 2:25-32)"

Post a Comment

Powered by Blogger