Kebahagiaan Sejati [Kualitas hidup pengikut Kristus]

13 Desember 2009

Teks di Alkitab : Matius 5:1-6

Dua maksud pengajaran Yesus di bukit [Matus pasal 5-7]
1.Khotbah atau ajaran itu memperlihatkan kepada orang yang bukan Kristen, [Mat.7:28] bahwa seseorang mustahil dapat menyenangkan hati Allah berdasarkan amal baiknya [sebab hukum-hukum itu sangat berat dan menuntut kesempurnaan, tidak mungkin seseorang dapat melakukannya] dan dengan cara demikian memandu atau mengiringi mereka untuk datang kepada Kristusuntuk dibenarkan! Itulah fungsi ke-10 hukum Allah untuk orang berdosa bertobat dan datang kepada Kristus [1 Tim 1:7-10]
2.Memperlihatkan kepada orang yang sudah datang kepada Kristus dan telah dibenarkan atau murid-muridNya [Mat. 5:1] untuk mengerti kualitas hidup yang seperti apa yang menyenangkan hati Tuhan dan mendatangkan kebahagiaan sejati. Para Reformator gereja berkata Hukum menyuruh kita pergi kepada Kristus untuk diselamatkan dan Kristus menyuruh kita pergi ke hukum untuk dapat memiliki kehidupan yang berkualitas sebagai ciri kehidupan yang telah diselamatkan!

8 Ucapan Bahagia adalah bagian pertama dari seri pengajaran Kristus di bukit. Setiap kualitas kehidupan dalam 8 Ucapan Bahagia mengandung janji berkat, inilah makna berkat yang sesungguhnya, tentu ini beda dengan apa yang dipahami sebagian orang percaya. Kata berbahagialah diterjemahkan dengan kata : ‘Makarios’ yang berarti berbahagia, beruntung, bersukacitalah,namun terjemahan yang paling mendekati dan sesuai adalah berbahagialah.. atau diberkatilah..

1.”Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. [5:3] Dalam perjanjian lama, orang miskin adalah orang yang menderita dan tak bedaya menyelamatkan dirinya dan oleh karenanya menggantungkan dirinya hanya kepada Allah dan mengakui segala keterbatasannya. Orang-orang seperti ini yang dijunjung tinggi oleh Yesaya [Yes.41:17-18] Orang miskin ini juga dilukiskan sebagai orang yang remuk hatinya dan rendah hatinya [Yes.57:15]. Jadi, kata ‘miskin’ disini adalah miskin secara spiritual bukan semata-mata material, karena ada banyak orang miskin yang secara jasmani namun tidak merasa butuh Allah dan sebaliknya banyak orang kaya secara materi namunsangat miskin secara spiritual. Miskin di hadapan Allah menempatkan diri kita secara total tidak berdaya, tidak punya apa-apa untuk membenarkan diri, menyadari keadaan penuh dosa, tidak ada yang bisa dibanggakan, orang yang menjadikan Allah sebagai tempat meminta dan memohon serta kepadaNya kita berlari dari semua persoalan hidup dan dengan tangan tengadah berkata : saya membutuhkan Engkau Tuhan, saya tidak bisa dibnarkan tanpa Tuhan [di kayu salib], tidak bisa melakukan apapun tanpa kasih karunia Tuhan. Contoh: orang yang miskin dan kaya di hadapan Allah dilukiskan dalam Lukas 18:10-14 & Wahyu 3:15-17. Gereja atau orang seperti ini memberikan penilaian diri sendiri baik-baik saja, merasa cukup diberkati, cukup saleh dan bisa dibenarkan dihadapan Allah karena kebaikan atau jasa-jasanya kepada Allah. Tempat bergantung hidupnya juga bukan Tuhan, Tuhan hanya alat untuk mendapatkan apa yang ingin dia mau [harta, kehormatan, kedudukan, dan kemuliaan dunia]

2.Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur[5:4] Bila diterjemahkan lain : berbahagialah orang yang tidak bahagia. Tentu ini bukan sembarang dukacita. Ini bukan dukacita karena:
a.Karena kehilangan seseorang [kekasih,dll] atau hartanya
b.Karena akibat kesalahan [dipenjara karena mencuri] Yang dimaksud Kristus disini adalah dukacita karena penyesalan bukan kehilangan atau kematian seseorang. Bukan hanya merasa tidak berdaya tetapi juga merasa menyesal akan dosa-dosa kita dan dosa-dosa orang-orang yang terhilang. Yesus mencucurkan air mata karena dosa-dosa orang lain, Yerusalem yang terhilang dan menolak Mesias. Daud menangis karena orang-orang [Mat.23:37, Luk.13:34] yang diluar firman Allah [Maz.119:136] demikian juga dengan Rasul Paulus yang berduka atas kehidupan jemaat yang bertentangan dengan ajaran Kristus, walaupun mengaku Kristen dan dosa percabulannya dijemaat Korintus [1 Kor.6, 2Kor.12, Fil.3:18] Banyak gereja atau orang Kristen yang terlalu menekankan anugrah, sehingga merendahkan atau menyepelekan arti dosa. Akibatnya kita kita tidak cukup berduka atas dosa kita, kita melupakan begitu saja bahwa hari ini kita telah melukai hati Allah dengan sikap kita, mulut kita, perbuatan dan pikiran kita yang tidak memuliakan namaNya. Kita tidak sungguh-sungguh menangis dan meratapi akan dosa-dosa kita dan juga dosa orang lain. Orang menangis karena banyaknya masalah, ditinggal kekasih atau bahkan karena kucingnya yang mati. Air mata yang tumpah atas dasar beban kita untuk orang-orang berdosa dan juga dosa yang kita sesali sungguh-sungguh itulah yang ditampung dalam kirbat Tuhan, bukan air mata rengekan minta ‘berkat’ [Maz.56:9]

3.Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. [5:5] Kata lemah-lembut diterjemahkan dengan ‘praus’ : yang mengandung artiKelembutan yang bagaimanakah yang dimaksud? Sehingga orang yang memilikinya disebut bahagia? Lembut hati, rendah hati, baik budi, sopan dan didalamnya terkandung pengertian ‘penguasaan diri’ karena tanpa itu kualitas ini mustahil ada. Ini tidak mengarah kepada sikap feminim bahkan sebaliknya, mengandung arti tegas. Lemah-lembut juga memiliki sikap elastis danmudah diajar atau dibentuk, sabar menghadapi proses menyakitkan, reaksi baik sekalipun mendapatkan perlakuan tidak baik. Orang seperti ini akan memiliki bumi, ini sangat berbeda dengan cara pikir kita. Orang seperti ini biasanya diinjak-injak atau digilas! Prinsip dunia ini siapa yang kuat! dalam Hukum kekristenan beda, kita justru diajarkan mengandalkan Tuhan, tidak iri dengan orang fasik karena mereka akan dilenyapkan [Maz.37:1-4], tidak membalas kejahatan dangan kejahatan dan tetap bersikap baik kepada mereka yang merugikan atau memusuhi kita. Prinsip anak-anak kerajaan adalah : biarlah orang menginjak-injak, merendahkan bahkan menganggap kita jahat dan kita tidak dibenarkan untuk bersikap membalas, banyak hal yang kita dapat kita petik dari perlakuan buruk sekalipun jika kita punya hati lemah-lembut.

4.Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. [5:6] Bahasa lain dari kalimat ini adalah berbahagialah orang yang memiliki nafsu makan rohani yang tinggi. Ini adalh kualitas karakter atau ciri khas anak-anak kerajaan Allah yang paling mempengaruhi keberhasilan dan pertumbuhan rohani orang percaya. Ketika seseorang memiliki nafsu makan spiritual yang sehat maka ia akan bertumbuh dengan maksimal dan sebaliknya. Bahkan Menurut Alkitab inilah salah satu tanda yang membedakan antara petobat Sejati atau petobat Palsu.
Ada 3 ciri utama petobat sejati menurut Ray Comfort dalam Buku The Way of the master & buku Misteri Neraka Yang Kurang Diberitakan, yaitu:
i.Lapar dan haus akan perkara rohani [Mat.5:6]
ii.Tanda pertobatan/meninggalkan kejahatan [2 Tim.2:19, Gal.5:24]
iii.Kerinduan berbagi kabar baik [Mat.9:36-38, Mat.28:19-20] Orang yang benar-benar bertobat dan lahir baru secara otomatis akan melahap habis makanan rohani yang Allah sediakan. Pembacaan Alkitab, doa, pujian, buku-buku dan kaset rohani, nasehat dan segala hal yang berhubungan dengan kebenaran akan menjadi sasaran pencarian yang menggairahkan dibanding pencarian akan harta dan hal apapun dibumi. Orang yang demikian akan haus untuk terus belajar menemukan kehendak Allah dalam hidupnya. Namun ironisnya saya menjumpai orang yang mengaku kristen, anak-anak kerajaan Allah TIDAK berminat sama sekali dengan Alkitab, perubahan hidup dan jiwa-jiwa yang terhilang yang harus diselamatkan! Tetapi jika sudah bicara uang dan kenikmatan dunia, sangat tertarik. Untuk ibadah saja musti ‘difollow-up’ sedemikian rupa, untuk membaca buku rohani musti diwajibkan, untuk membaca dan menggali Alkitab perlu diancam jika perlu diberi sanksi disiplin tidak pelayanan. Akibatnya banyak orang mengaku kristen tidak meninggalkan kejahatan! [2 Tim.2:19]. Ini sangat berbeda dengan jemaat mula-mula dan orang kristen sejati yang sangat haus akan pengajaran rasul-rasul, doa, ibadah dan persekutuan [Kis.2:41-47]. Kehausan akan kebenaran inilah yang akan memuaskan kita. Kepuasan hidup anak-anak Allah tidak terletak pada pemenuhan kebutuhan hidup seperti mendapatkan makanan, fasilitas yang banyak, uang yang banyak, sukses, dll.
Namun kepuasannya adalah jika bisa hidup dalam kebenaran dan menyenangkan hati Tuhan dengan melakukan apa yang diperintahkan-Nya. Pertanyaan yang sering muncul Jika saya tidak ada karakteristik tersebut di atas?
1)Harusnya itu terjadi secara alamiah, sama seperti bayi normal yang haus akan susu dan makanan. Untuk orang dewasa, jika tidak ia akan terus mencarinya hingga perutnya kenyang.
2)Jika anda sakit rohani, sembuhkan dulu! [segera!] Ada kalanya nafsu makan kita karena kondisi badan yang sakit, menjadi menurun. Ketika saya sakit, makanan tidak menarik sama sekali, namun ini beda jika saya sehat.
3)Latihan & disiplin diri [1 Tim.4:7b, 1 Kor.9:27] Untuk ‘yang satu ini’ [yaitu orang yang tidak ada nafsu makan rohani sama sekali] tidak bisa dipaksakan oleh orang lain karena saya sangat yakin sebenarnya ia ‘belum dilahirkan kembali’. Atau jika saya gambarkan dengan lahir dalam kondisi ‘bermasalah’[kritis & cacat bawaan].
Karena alasan/motivasi ikut Kristus yang salah dan tidak diluruskan. Banyak orang Kristen seperti ‘bayi-bayi cacat/kondisi kritis’ yang ditaruh selang sana-sini dan tidak ada nafsu makan rohani sama sekali bahkan untuk bisa makan perlu asupan secara paksa, sekalipun sudah bertahun-tahun ikut Kristus.

GBU

0 Response to "Kebahagiaan Sejati [Kualitas hidup pengikut Kristus]"

Post a Comment

Powered by Blogger