PERAYAAN IMLEK DAN IMAN KRISTEN

21 Februari 2010

Sikap dan Tindakan kita sebagai orang percaya

I. Pendahuluan
Berdasarkan sumber-sumber literature dan sumber sumber dari berbagai percakapan dengan saudara-saudara dari suku Tonghoa, berkaitan dengan perayaan Tahun Baru Imlek, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pada dasarnya bahwa perayaan tahun baru imlek adalah sebuah budaya dan tradisi Tiongkok yang sudah ada turun temurun
2. Tahun baru imlek dirayakan sebagai tradisi yang tidak terlepas dari kepercayaan masyarakat Tiongok yang ditandai dengan upacara yang dilakukan sepanjang perayaan tahun baru imlek tersebut
3. Tahun baru imlek juga merupakan kesempatan tersendiri bagi orang Tionghoa untuk mengungkapkan pelbagai makna melalui makanan. Misalnya: beras sebagai lambang kemakmuran, buah kurma sebagai lambing kelimpahan, kwaci sebagai lambing kelahiran, semangka merah sebagai lambing keberuntungsan, ikan sebagai lambing berlebih dll.

II. Sikap dan langkah yang harus kita ambil
Masih menjadi pergumulan dan pertanyaan bagi sebagaian kita (teman-teman suku Tionghoa, yang sudah percaya kepada Kristus), apakah boleh mengikuti Tahun Baru Imlek dan bagaimana sikap dan tindakan yang harus dilakukan.
1. Sebagai orang kristen, merupakan sebuah keharusan untuk menghargai dan menghormati saudara yang lain, I Petrus 2:17 Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja! Tahun Baru Imlek adalah budaya dan tradisi sebagai sarana ungkapan ucapan syukur dengan berkumpulnya seluruh keluarga besar untuk menggalang keakraban, mempererat hubungan keluarga ditandai dengan makan bersama. Kalau tradisi seperti ini baik, mengapa tidak?
2. Dalam Perayaan Imlek biasanya sekaligus mengharapkan berkat, dengan ditandai dengan makanan yang disediakan. Misalnya makanan yang terbuat dari bahan beras (kemakmuran), Buah Kurma (Kelimpahan), Ikan (berlebih), jeruk (Kemewahan), dll. Sampai juga warna serba merah. Kita tidak mempercayai bahwa dengan menyediakan makanan-makanan tertentu seperti dimaksudkan diatas yang menyebabkan kita diberkati, tetapi sumber berkat kita adalah dari Tuhan Yesus. Berkat Tuhan itu bukan hanya diukur dari sisi materi saja, tetapi termasuk :

1. rohani, jiwani dan kesehatan kita. Justru banyak orang berharap diberkati dengan menyediakan makanan seperti itu, tetapi gaya hidup makannya tidak memperhatikan pola makan sehat. Maka hal demikian tidak mungkin diberkati khususnya berkat kesehatan.

2. Ketika saudara kita atau orangtua kita merayakan Tahun Baru Imlek, sedangkan kita tidak ikut merayakannya, kemudian kita merasa bersalah dan tertuduh, serta tidak sejahtera, maka itu yang salah atau berdosa. Oleh karena itu ketika saudara kita atau orangtua kita yang merayakan imlek, sebaiknya kita datang sebagai tanda kekeluargaan kita. Kita tunjukkan bahwa sebagai orang percaya tidak eksklusif dan menutup diri.

3. Kita menganggap Perayaan Imlek lebih penting dari ibadah kepada Tuhan, bahkan sampai mengorbankan jam-jam ibadah kita kepada Tuhan, maka itu yang salah atau berdosa. Kita dapat mengatur waktu kita dan mulai membuat skala prioritas, karena Alkitab berkata Keluaran 20:5 Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, 20:6 tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku. 20:8 Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: 20:9 enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, 20:10 tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. 20:11 Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya,dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.

4. Kita merayakan Imlek dan ikut terlibat dengan segala ritual serimonialnya karena alasan toleransi dan penghormatan kepada leluhur dan dewa-dewa, maka celakalah kita.

a. Kita hanya menyembah dan beribadah kepada Tuhan saja. Keluaran 20:3 Jangan ada padamu allah lain dihadapanKu.

Penghormatan kepada leluhur dikaitkan dengan hormat kepada orangtua. Kepada leluhur kita menghormati dengan cara hanya sekedar mengenang kebaikan-kebaikannya. Misalnya pergi ke kubur untuk membersihkannya dan tidak berdoa disana. Alkitab cukup jelas bahwa kita diajar untuk menghormati orang tua. Efesus 6:1 Hai anak-

a. anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. 6:2 Hormatilah ayahmu dan ibumu -- ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: 6:3 supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi. Penghormatan kepada orangtua ditunjukkan dalam hidup sehari-hari dan ketika orangtua masih hidup, itulah kesempatan yang terbesar yang dapat kita lakukan sebagai seorang anak.

b. Konsep hormat kepada orangtua yang biasanya dikaitkan dengan balas budi kepada orangtua yang sesuai dengan iman kristen adalah ketika kita sebagai anak:

· Yang belum menikah: menghargai berkat dari orangtua dengan bertanggungjawab belajar lebih tekun, mengasihi, menghormati, tidak pernah melawan dengan kata-kata maupun tindakan kasar terhadap orangtua dalam keseharian mumpung orangtua masih ada.

· Yang sudah menikah: mengasihi dan menghormati pasangan hidupnya, dan bertanggungjawab penuh (baik secara jasmani dan rohani dan masa depannya) terhadap anak-anak yang sudah Tuhan karuniakan kepadanya.

II. Penutup

Tuhan Yesus berkata dalam Matius 10:16 "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Sebagai orang percaya kepada Yesus, kita menghormati dan menghargai saudara atau orangtua kita yang merayakan Imlek. Yang perlu kita perhatikan adalah upacara kepercayaan dan obyek penyembahan yang secara prinsip nertentangan dengan iman kita, tidak kita ikuti. Semua kehormatan dan kepujian serta ibadah kita hanya untuk kemuliaan Tuhan Yesus Kristus saja. Efesus 2:9-11 ”Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!”.


Oleh Pdt. Markus Sudarji,S.Th



0 Response to "PERAYAAN IMLEK DAN IMAN KRISTEN"

Post a Comment

Powered by Blogger